Sewaktu orang
mulai hidup bersama dalam masyarakat yang tertata, diperlukan satuan waktu yang
lebih panjang daripada satu hari, tetapi lebih pendek dari satu bulan. Maka dikelompokkanlah
tujuh hari menjadi satu minggu. Periode satu minggu ini sesuai dengan irama
hidup sehari-hari dan digunakan di seluruh dunia.
Dahulu ini
berawal dari Babilonia. Minggu Yunani berlangsung selama 10 hari, sedangkan
minggu Romawi berlangsung selama 8 hari, dan minggu Babilonia berlangsung
selama 7 hari. Orang Babilonia membuat kalender berdasarkan membesar dan
mengecilnya bulan. Mereka memutuskan untuk menjadikan periode tujuh hari
sebagai satu minggu karena tujuh harilah waktu yang ditempuh setiap tahap
bulan: bulan muda ke bulan separo, bulan separo ke bulan penuh, bulan penuh ke
bulan separo (makin kecil), dan bulan separo (makin kecil) ke bulan muda. Masing-masing
tujuh hari lamanya.
Pada tahun
1792 Prancis mencoba sistem sepuluh hari, tetapi gagal, rupanya karena seminggu
tujuh hari lebih sesuai dengan irama hidup sehari-hari. Pada tahun 1929 Uni
Soviet mencoba sistem lima hari dan pada tahun 1932 enam hari, tetapi pada
tahun 1940 mereka kembali ke sistem tujuh hari.
Daftar pustaka:
Widya Wiyata Pertama Anak-Anak. 1995.
Aneka Keajaiban. Jakarta:PT Tira
Pustaka.
0 komentar:
Posting Komentar